Archive for the ‘Agriculture’ Category

Organisme Pengganggu Tanaman

Organisme Pengganggu Tanaman atau biasa disingkat OPT, merupakan organisme atau mahluk hidup yang dapat mengurangi nilai ekonomi tanaman, terutama yang dibudidayakan oleh petani. OPT dapat meliputi hama, penyakit dan gulma.

Hama adalah organisme pengganggu yang terlihat oleh mata, ciri kerusakannya umumnya terlihat pada ciri fisik tanaman, seperti berlubang atau terpotong. Bisanya disebabkan oleh serangga, tungau, babi hutan, burung, atau kera.

Penyakit adalah organisme pengganggu yang tak oleh mata telanjang, dan bisa dilihat dengan bantuan alat optik seperti mikroskop. Ciri fisik yang ditunjukkan oleh tanaman beberapa diantaranya daun seperti hangus, ada bercak, seperti terkena karat, atau bergaris kekuningan. Penyakit umumnya disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Sumber penyebab penyakit disebut patogen.

Gulma adalah semua vegetasi yang mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangbiakan tanaman budidaya serta menurunkan nilai ekonominya. Tanaman yang tidak dikehendaki untuk tumbuh di lahan yang membudidayakan tanaman tertentu juga dikategorikan dalam jenis gulma. Misalnya dilokasi pertanaman cabe rawit, ada tumbuh tanaman jagung, dan pertumbuhannya ini tidak dikehendaki oleh si petani, sehingga pertumbuhannya mengganggu dan mengurangi nilai ekonomis tanaman budidaya, maka jagung di lahan ini masuk kategori gulma. Kecuali dibudidayakan dengan sistem tumpangsari, maka hal ini jagung tidak masuk kategori gulma.

Penulis: Ikbal Buntaran

Jenis-Jenis Penyakit yang Paling Sering Menyerang Padi

Gambar OPT Padi

Dalam budidaya tanaman padi, maka tidak akan terlepas dari ancaman penyakit yang sering menyerang tanaman padi. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan petani untuk bisa mengenal jenis-jenis penyakit tanaman padi agar petani bisa mengidentifikasi dan bisa menerapkan pengendalian secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan terkendalinya serangan penyakit, maka tujuan dari budidaya akan tercapai.

1. Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar daun ini merupakan bakteri yang tersebar luas dan dapat menurunkan hasil panen yang cukup signifikan. Penyakit ini menyerang saat kondisi musim hujan atau musim kemarau yang basah, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dan kandungan pupuk N tinggi. Penyakit ini disebabkan bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae. Continue reading

Hortikultura di Gorontalo

Saat masih kuliah dulu, saya berpikir bahwa bertani itu mudah. Hanya tinggal menerapkan teknologi yang telah ada. Sekarang setelah lulus kuliah, ternyata anggapan saya berbalik 180 derajat. Banyak faktor lain yang mempengaruhi kegiatan pertanian itu sendiri. Khususnya untuk petani di wilayah tempat saya bekerja, Gorontalo. Petani di Gorontalo kebanyakan menanam padi dan jagung. Sisanya adalah kelapa, cokelat dan komoditi hortikultura. Untuk komoditi hortikultura sendiri sangat terbatas jenis tanaman yang meraka tanam. Misalnya untuk jenis sayuran hanya terong, tomat, cabe rawit dan kangkung saja yang menjadi tanaman favorit di wilayah ini. Sedangkan untuk komoditi lain seperti cabe kriting, bayam, kacang panjang, ketimun dan  paria hanya ditanam oleh beberapa petani saja. Tanaman hortikultura umumnya ditanamami di daerah sekitar perkotaan. Hal ini terkait dengan faktor pemasaran dan pengadaan saprodi. Biasanya mereka langsung menjual hasil panen mereka ke pasar, namun tidak sedikit petani yang menunggu pengumpul untuk datang ke lahan mengangkut hasil panen meraka. Menurut saya, untuk masyarakat asli gorotalo, pengolahan komoditi hortikultura masih terbilang belum variatif. Untuk menu makanan yang sering saya jumpai di warung-warung, kebanyakan hanya olahan terong, kangkung dan kacang panjang, tentunya dengan rasa pedas yang luar biasa.   Continue reading