Archive for Dec, 2011

Resep Khusuk dalam sholat

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak dan sangat khusyuk solatnya. Namun dia selalu khuatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : “Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?”
Hatim berkata : “Apabila masuk waktu solat aku berwudhu’ zahir dan batin.”
Isam bertanya, “Bagaimana wudhu’ zahir dan batin itu?”
Hatim berkata, “Wudhu’ zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu’ dengan air. Sementara wudhu’ batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :
1. bertaubat
2. menyesali dosa yang dilakukan
3. tidak tergila-gilakan dunia
4. tidak mencari / mengharap pujian orang (riya’)
5. tinggalkan sifat berbangga
6. tinggalkan sifat khianat dan menipu
7. meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata, “Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahawa aku seolah-olah berdiri di atas titian ‘Sirratul Mustaqim’ dan aku menganggap bahwa solatku kali ini adalah solat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam sholat kufahami maknanya, kemudian aku ruku’ dan sujud dengan tawadhu’, aku bertasyahhud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersholat selama 30 tahun.”
Apabila Isam mendengar, menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Al-Khansa Ummu Syuhada

Dia seorang wanita yang sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang sekitarnya. Maklum-lah ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa binti Amru demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab.

Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr:

“Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada si Sakhr,malang.

Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang di ufuk barat.

Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku.”

Setelah Khansa masuk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakannya untuk menye-marakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya telah diajar ilmu bersyair dan dididik berjuang dengan berani. Kemudian kesemua puteranya itu telah diserahkannya untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam.

Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cobaan.

Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua umat Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut kemedanperang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuang tentera Islam. Continue reading

Anda tidak bebas memilih hasil

Anda memang bebas memilih pilihan, tapi anda tidak bebas memilih hasilnya. Anda tidak bisa memilih hasil menjadi pintar, jika anda tidak pernah belajar. Atau mendapatkan keuntungan besar, jika tidak pernah berusaha. Anda tidak bebas memilih hasilnya, hasil tergantung pada plihan anda.

Disetiap kejadian atau akibat, pasti memiliki sebab. Jika anda melakukan sebab-sebab kegagalan, maka anda akan mengalami kegagalan. Anda tidak bisa meraih kesuksuksesan, jika perbuatan anda mencerminkan perbuatan gagal.

Ini adalah konsep dasar tentang kesuksesan ”semuanya adalah pilihan”, jika kita ingin kebaikan, maka kita harus memilih melakukan perbuatan yang menghantarkan pada kebaikan
Hal ini memberi kita gambaran besar, bahwa disetiap hari, kita harus melakukan peningkatan. Kita harus melakukan peningkatan dalam kualitas diri kita. Dengan demikian kita akan semakin dekat dengan kesuksesan.

Setiap hari kita harus memilih perbuatan-perbuatan hebat. Yakni perbuatan yang menghantarkan kita pada kesuksesan sejati.

ADIL

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. [Al Maidah: 8]

Setelah jatuhnya negeri Saamarkand kepangkuan Islam melalui Panglima Qutaibah bin Muslim, para rahib Saamarkand yang tak senang, melalui seorang utusan, mengadu kepada Amirul Mu’minin, Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Alasannya, Panglima perang tanpa memberikan pilihan dan da’wah telah menyerang dan menaklukkan mereka. Utusan diterima khalifah, dan ditulislahsuratkepada Gubernur Saamarkand agar mengadakan pengadilan untuk menyelesaikan masalah itu.

Para rahib Saamarkand manakala mengetahui isi surat khalifah langsung pucat pasi, fajar harapan pupus. Mereka mengira Raja yang adil itu telah memutuskan segalanya dan membela mereka. Ternyata yang ada hanyalah sebuah pengadilan. Adakah arti sebuah pengadilan, sebagai institusi keadilan, kalau rodanya dijalankan fihak kuat dan fihak terdakwa menjadi hakim. Masih adakah keadilan, adakah harapan menang? Continue reading